Pages

Ads 468x60px

Senin, 13 Oktober 2014

DIKSI


 Pilihan kata atau kata lain yang telah kita pelajari semasa sekolah ialah "Diksi" Merupakan pemilihan kata yang seusai dengan apa yang hendak akan kita ucapkan. Diksi mencakup pengertian dan makna-makna dari suatu kata maupun kalimat yang mana dipakai untuk mencapai suatu gagasan, dan gaya bahasa yang paling baik digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
 Seorang ilmuan ternama Gorys Keraf (2002) mengemukakan beberapa point penting dari diksi antara lain :
- Pilihan kata atau diksi mencakup kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam satu kondisi.
- Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pengdengar.
- Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

Fungsi Diksi
Berikut ini adalah beberapa fungsi diksi 
- Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
- Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
- Menciptakan suasana yang tepat.
- Mencegah perbedaan penafsiran.
- Mencegah salah pemahaman.
- Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Syarat- syarat Diksi :
- Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat,
- Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, merupakan, yaiu, dalam pemakaiannya berbeda- beda.
- Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi (kesimpulan ), dan interferensi (saling mempengaruhi ), sarat ( penuh, bunting ) dan syarat ( ketentuan ).
- Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasasrkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih berarti banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
- Menggunakan imbuhan asing ( jika diperlukan ) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
- Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan ( pasangan ) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
- Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus ke umum mislnya mobil ( kata umum ) , corolla ( sedan buatan Toyota )
- Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : issu ( berasal dari issue berarti publikasi, kesudahan, perkara ) isu ( dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabarangin, desas-desus ).
- Menggunakan dengan cermat kata bersinonim ( pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab ), berhomofoni ( misalnya: bangdan bank ) dan berhomografi( misalnya: apel buah, apel upacara, buku ruas, buku kitab ).
- Menggunakan kata abstrak (konseptual misalnya: pendiikan, wirauasaha dan pengobatan modern dan kata konkret ( kata khus misalnya: mangga, sarapan, dan berenang ).

Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata:
- Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunakannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku),
- Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus),
- Menggunakan kata berpasangan (idiomatuik), dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya melainkan juga (benar), bukan hanya tetapi juga (salah), tidak hanya tetapi juga (benar),
- Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. Menggukan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-meyurat, diskusi umum)
- Menggunakan kata popular, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular).Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis), misalnya: tulis, baca, kerja (bahasalisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikejakan, (bahasa tulis).

Makna Denotasi dan Konotasi
Denotasi (Denotatif)
  Makna denotasi adalah kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan peluang  pada pembaca untuk memberikan makna tambahan. Makna kata denotasi merujuk pada konsep dasar yang didukung oleh suatu kata. Makna denotasi lazim bisa juga disebut :
- Makna konseptual, yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi yang faktual dan objektif
- Makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat.
- Makna lugas, yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna hias.

Contoh-contoh Denotasi :
- Adik makan nasi (artinya adik memasukan sesuatu kedalam mulutnya)
- Harga kambing hitam itu sangat mahal ( kambing yang berwarna hitam)
- Kawanku gemar menggambar atap rumah segitiga ( memiliki tiga sudut/segi)

Konotasi (Konotatif)
  Makna konotasi merupakan sebuah khiasan atau biasa disebut juga bukan arti yang sebenarnya, makna dari konotasi akan timbul ketika kalimat telah di selesaikan.

Contoh-contoh Konotaasi :
- Dalam Peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam ( Orang yang di persalahkan)
- Diduga puluhan kapal yang hilang telah ditelan segitiga bermuda (sebuah tempat ditengah laut)
- Wanita itu makan hati setelah sekian lama di bohongi oleh kekasihnya ( sakit hati yang di pendam)

Berikut adalah contoh-contoh kata yang bermakna denotasi dan konotasi :- MeluapDenotasi : Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai yang meluap tak mampu
dikendalikan oleh tanggul yang ada disekitanya.Konotasi : Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena masalah yang diperbantahkan itu
tidak pernah menemukan titik permasalahannya.

- PenuhDenotasi : Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan itu telah terisi penuh olehpemukiman penduduk.Konotasi : Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab.

- NaikDenotasi : Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi.Konotasi : Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen.

- TumbuhDenotasi : Pohon mangga yang tumbuh di halaman rumah Pak Ilham memiliki buah yang besar- besar.Konotasi : Kondisi perekonomian Indonesia mulai tumbuh sejak beralihnya sistem pemerintahan ke
era reformasi.

- AtasDenotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa sarang burung hantu.Konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu ditimbulkan atas beberapa perpaduan
warna

- KendaliDenotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang kapal agar waspada, sebab
kendali dalam kapal sedang mengalami gangguan.Konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan kendali.(kontrol)

- PanasDenotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air panas.Konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta diskusi dalm ruangan itu saling
beradu argumen. (panas=ketegangan)

- HancurDenotasi : Mainan anak pak lurah hancur terinjak mobil.Konotasi : Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa emosi .(hancur= tidak masuk
akal).

- ArusDenotasi : Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang sebuah sungai di tepi rumahnya.Konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan tahun
kemarin. (arus=sistem)

- HangusDenotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa plastik dan kertas yang ada di tepi jalan
itu.Konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah hangus akibat program kerja yang tidak tertata denganrapi. (hangus=ludes)

Dan tentu saja masih banyak lagi ragam denotasi dan konotasi yang di miliki bahasa indonesia.

Special Thanks Prefer to :
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/DIKSI_ATAU_PILIHAN_KATA_power_point.pdf
http://ani-yunita.blogspot.com/2013/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates