Pages

Ads 468x60px

Selasa, 30 Desember 2014

KUTIPAN & Daftar Pustaka vs Catatan Kaki


  • KUTIPAN
   Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan, bukan berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan agar karangannya tidak dianggap sebagai himpunan berbagai macam pendapat. Kutipan biasanya digunakan sebagai barang bukti untuk menunjang pendapat yang dikeluarkan oleh penulis.

  • JENIS - JENIS KUTIPAN
   Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Sebaliknya kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut. Ada juga beberapa kutipan lain menurut pendapat para ahli.

  1. Kutipan Langsung

      Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

  2. Kutipan Tidak Langsung
     Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

  3. Kutipan Pada Catatan Kaki

  4. Kutipan Atas Ucapan Lisan

  5. Kutipan Dalam Kutipan

  6. Kutipan Langsung Dalam Materi


   Setiap kutipan haruslah jelas dasar sumbernya dan jelas asal muasal kalimat yang dikutip tersebut, sebagaimana biasanya sumber pada kutipan biasa ditulis di lembaran akhir penutup atau yang biasa disebut juga sebagai daftar pustaka, atau ada juga yang menaruh pada bagian bawah halaman tersebut agar langsung dapat dilihat oleh pembaca. Cara yang kedua itu biasa disebut juga sebagai catatan kaki.

  • DAFTAR PUSTAKA
  Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.


==> Tujuan

    Fungsi sebuah Daftar Pustaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pu/a nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah Daftar Pustaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan Daftar Pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.

  ==> Unsur-unsur Daftar Pustaka
    Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah daftar pustaka (bibliografi) adalah:
  1. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
  2. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
  3. Data publikasi : penerbit , tempat terbit , tahun terbit , cetakan keberapa , nomor jilid , dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
  4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan , nama majalah , jilid. nomor dan tahun:


  • CATATAN KAKI
   Catatan Kaki adalah keterangan dari sumber kutipan yang di tempatkan langsung di belakang kutipan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir keteranang, maka catatan atau keterangan semacam itu disebut keterangan saja. Semua kutipan harus ditunjukan sumbernya dalam sebuah catatan kaki. Catatan kaki dapat juga untuk memberi keterangan lain tentang teks.

  ==> Tujuan

1. Menyusun Pembuktian
    Semua dalil atau pernyataan yang penting,yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian-pembuktian. Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau tulisan-tulisannya.Sebab itu referensi atau penunjukan dalam catatan kaki dimaksudkan untuk menunjukan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain.


2. Menyatakan Hutang Budi
    Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.


3. Menyatakan Keterangan Tambahan
    Catatan kaiki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan untuk uraian. keterangan tambahan yang dimaksud dapat berupa :

  • Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam.
  • Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau informasi tambahan  terhadap topik yang disebut dalam teks.
  • Materi-materi penjelas yang kurang penting seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain yang bertentangan.

4. Merujuk bagian lain dari teks
    Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi catatan agar pembaca melihat atau memeriksa utaian padahalaman sebelumnya,atau hal-hal yang akan diuraikan.



  ==> Jenis Catatan Kaki
  • Penunjukan sumber (referensi) : Menunjuk sumber tempat kutipan terdapat.
Referensi harus dibuat oleh penulis bila :
1. Mengambil kutipan langsung
2. Mengambil kutipan tak langsung
3. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri apa yang telah dibaca
4. Meminjam sebuah tabel,peta atau diagram dari suatu sumber
5. Menyusun sebuah diagram berdasarkan data-data yang diperoleh dari suatu sumber atau beberapa sumber
6. Menyajikan sebuah evidensi khusus, yang tidak dianggap sebagai pengetahuan umum
7. Menunjuka kembali kepada bagian lain dari karangan itu
  • Catatan penjelas
    Catatan penjelas adalah catatan kaki yang dibuat dengan tujuan untuk membatasi suatu pengertian,atau menerangkan dan memberi komentar terhadap suatu pernyataan atau pendapat yang dimuat dalam teks. Penjelasan ini harus dibuat dalam catatan kaki,dan tidak dimasukan kedalam teks.
  • Gabungan penunjukan sumber dan catatan penjelas

  • PERBANDINGAN
   Terlihat jelas pada pernyataan sebelumnya bahwasanya perbedaan dari daftar pustaka dan catatan kaki terletak pada penempatan dan cara penulisan sumber refrensi dari kutipan kutipan tersebut. Daftar pustaka haruslah dituliskan dibagian belakang yang disediakan dan terstruktur menurut kaidah yang telah ditetapkan. Catatan kaki dapat ditempatkan langsung dibelakang bagian yang diberi keterangan (catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.

SPECIAL THANKS PREFER TO
  • http://www.rumpunnektar.com/2014/02/cara-menulis-kutipan-dan-catatan-kaki.html
  • http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/
  • http://shandy-06shihab.blogspot.com/2010/11/tujuan-daftar-pustakakutipan-dan.html

Senin, 29 Desember 2014

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)

  • Pengertian Outline
   Menurut Bahasa Indonesia, outline adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Outline merupakan suatu rencana penulisan yang membuat garis garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
   Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum selesai disebut juga sebagai outline. Sementara kerangka karangan yang sudah jadi disebut outline final.

  • Manfaat dan Fungsi Outline
   Outline memiliki beberapa manfaat dan fungsinya seperti dibawah ini :
  1. Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis keluar jalur dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
  2. Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
  3. Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan
  4. Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.  
  5. Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. 
  6. Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 
  7. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
   Outline juga berfungsi untuk :

  1. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
  2. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
  3. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting. 

  • Syarat-syarat Outline
     1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang jelas, lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
     2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila pada satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus di rinci.
     3. Pokok-pokok pada kerangka harus disusun secara logis , sehingga rangkaian ide dan pikiran itu tergambar jelas
     4. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu.

  • Langkah-langkah Menyusun Outline
1. Menentukan Tema dan Judul
   Tema sangatlah berpangur terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi para pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan, diantaranya :
  • Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas.
  • Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
  • Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
   Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variable yang akan dibahas. Berikut merupakan syarat-syarat judul :
  • Judul tidak harus sama dengan topik.
  • Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
  • Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
  • Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
  • Judul hanya menyebutkan ciri-ciri yang utama atau yang terpenting, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan pada karya itu.
  • Ada judul yang mengunkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.
  2. Mengumpulkan Bahan
     Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
  Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

  3. Menyeleksi Bahan
   Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
  • Hal penting semampunya.
  • Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
  • Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
   4. Membuat Kerangka
   Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan :
  • Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
  • Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
  • Membantu menyeleksi materi yang penting maupun tidak penting.
   Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
  • Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran(diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
  • Mengatur  urutan gagasan.
  • Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
  • Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.
   Kerangka karangan yang baik ialah kerangka karangan yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide yang bersilangan , akan mempersulit proses pengembangan karangan (karangan tidak mengalir).

   5. Mengembangkan Kerangka Karangan
    Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya.


SPECIAL THANKS PREFER TO :
  • http://coretanwnh.blogspot.com/2013/11/outline-kerangka-karangan.html
  • https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/
  • http://www.slideshare.net/mutaqodaswaja/bab-tentang-karangka-karangan

Senin, 17 November 2014

TEMA, TOPIK, DAN JUDUL

TOPIK

Kata topik berasal dari bahasa yunani yaitu topoi. Topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan. Topik merupakan hal pertama yang difikirkan penulis sebelum membuat tulisan, mulai dari awal kemudian akan dikembangkan dan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. 

Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.


Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.


Cara Membatasi Topik :

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
  1. ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
  2. cukup menarik untuk dibahas
  3. dikenal dengan baik
  4. bahannya mudah diperoleh
  5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Menurut Keraf (1979), rumusan topik sebagai berikut :
  1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
  2. Mengajukan Pertanyaan, apakah topik yang ada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut ? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu disekitar lingkaran topik pertama tadi.
  3. Tetapkanlah dari rincian tersebut apa saja yang akan dipilih.
  4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci atau tidak.

Syarat-syarat Topik Yang Baik :
  • Menarik untuk ditulis dan dibaca
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
  • Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu

Sumber Topik :
Tak jarang seorang penulis bingung saat menentukan apa yang hendak ia tulis, rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.
  •  Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
  • Hobi dan Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
  • Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
  • Pelajaran Sekolah/Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
  • Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
  • PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
  • Masalah Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial dan masyarakat
d. Problem pribadi
  • Kilasan Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa
  • Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
  • Minat Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus


TEMA
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan.
Ciri-ciri Tema :
  1. Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
  2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
  3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.
Syarat-syarat Tema Yang Baik :

  • Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
  • Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
  • Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
  • Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
tema dapat dikesan melalui:
  1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
  2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
  3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
  4. Plot cerita.
  5. Tema harus Bermanfaat.
  6. Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
  7. Tema yang dipilih harus yang menarik.
  8. Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
  9. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
  10. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
JUDUL
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu, judul harus mampu mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya.

Samakah judul dengan topik? Jawabannya tentu saja tidak. Topik ialah pokok pembicaraan, sedangkan judul adalah nama, merek, atau label karangan. Topik bersifat implisit, sedangkat judul bersifat eksplisit. Karena sifat topik, dan judul seperti itu, biasanya penulis menentukan topik yang ingin dibahasnya sebelum menulis, sedangkan pembaca menemukan judul sebelum membaca. Sebaliknya, penulis menentukan judul ketika atau setelah menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca.

Dengan demikian, judul dan topik tidak sama. Dalam karangan fiksi –misalnya- topik tidak dengan sendirinya menjadi judul. Misalnya roman yang berjudul “Siti Nurbaya” bertopik dalam “Kawin Paksa”. Dalam karya ilmiah, biasanya topik bisa serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.

Fungsi Judul :
  • Merupakan identitas atau cerminan dari jiwa seluruh tulisan.
  • Berkarakter, menarik, jelas hingga mengundang perhatian orang untuk membaca isinya
  • Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
  • Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya
Syarat-syarat Pembuatan Judul 
  • Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
  • Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
  • Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
  • Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
Syarat-syarat Judul Yang Baik :
  • Harus berbentuk frasa.
  • Tanpa ada singkatan atau akronim.
  • Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
  • Tanpa tanda baca di akhir judul.
  • Menarik.
  • Logis.
  • Sesuai dengan isi.
Pengertian Judul Langsung dan Tak Langsung :
  1. Judul Langsung : Erat kaitannya dengan bagian utamaberita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat jelas.
  2. Judul Tak Langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tetapi menjiwai seluruh isi tulisan.
Special Thanks Prefer To :
http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html
http://imeldarickyayudibyanto.blogspot.com/2013/11/tematopik-dan-judul.html
http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul
http://rezaprasetyo08.wordpress.com/2012/11/19/topik-tema-judul/
http://edukasi.kompasiana.com/2014/05/14/tema-tema-utama-perumusan-masalah-penelitian-655409.html

Senin, 10 November 2014

PARAGRAF (alenia)

Jika kalian membaca sebuah tulisan atau artikel yang kalimat pertamanya agak menjorok lebih kedalam dari garis yang seharusnya, mungkin saat ini kalian tidak heran lagi. Yap... Namanya adalah Paragraf atau nama lainnya biasa disebut Alenia. Untuk mengetahui sebuah tulisan adalah alenia memang mudah, namun ternyata untuk membuat sebuah alenia dalam tulisan itu lumayan sulit karena alenia sendiri memiliki unsur, syarat, dan macam-macam nya sesuai kaidah yang telah disepakati oleh para ahli.


  • TEORI PARAGRAF
  1. Paragraf adalah sebagai ka-rangan utuh dalam bentuk miniatur karena ciri-ciri utama suatu karangan dipunyai oleh suatu paragraf. Suatu karangan mempunyai perihal pokok yang dikemukakan sebagai isi pokok komunikasi. Demikian pula paragraf juga mempunyai pikiran pokok yang merupakan isi pokok paragraf. Suatu karangan dibangun dengan menggunakan sejumlah unsur, yaitu kata, kalimat, dan paragraf. Demikian pula, para-graf dibangun berdasarkan sejumlah unsur yaitu kata dan kalimat. Suatu karangan menyajikan isi secara utuh. Demikian pula paragraf menyajikan isi se-cara utuh. Walaupun paragraf mempunyai ciri-ciri yang sama dengan karangan, namun dalam sebuah karangan paragraf tetap merupakan unsur bagian karangan. Ujud sebuah paragraf adalah berupa rangkaian kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih. Dapat pula sebuah paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja yang keseluruhan isi kalimat dalam paragraf merupakan satu kesatuan yang dibangun di atas satu ide atau pikiran pokok. (Syafi'ie , 1998)
  2. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran atau mengandung satu ide pokok yang tersirat dalam karangan. (Taringan, 1996)
  3. Paragraf adalah seperangkat kalimat berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas (Barnet, 1974).

Dari ketiga teori yang diungkapkan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwasanya paragraf adalah rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau terjalin secara utuh dan membentuk suatu kesatuan pokok pembahasan atau membahas suatu topik pembahasan atau suatu permasalahan pokok. Paragraf hanya mengandung satu gagasan utama atau satu pokok pikiran yang merupakan satuan bahasa yang lebih besar dari pada kalimat.


  • UNSUR - UNSUR PARAGRAF
  1. Topik/tema/gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran.
  2. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf . Kalimat yang mengandung pikiran pokok disebut kalimat utama. Keberadaannya bisa ada di awal paragraf, diakhir paragraf, bisa juga diawal dan diakhir paragraf.
  3. Kalimat pendukung atau kalimat penjelas berfungsi untuk menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan kedalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat pendukung.
  4. Kata penghubung berfungsi sebagai pengait agar kalimat utama dan kalimat pendukung bisa memiliki kaitan yang erat dan tepat dengan sasaran maksud dan tujuan dari pada penulis, juga bisa membuat sebuah paragraf menjadi lebih menarik.

  • SYARAT -  SYARAT PARAGRAF
1. Adanya Kesatuan

Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2. Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

3. Pengembangan Paragraf

Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kearah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

  • MACAM - MACAM PARAGRAF
Paragram memiliki beberapa macam yang membuat sebuah paragraf lebih beragam, macam ini menentukan pula jenis apa paragraf yang dibuat dan cerita apa yang akan dimasukkan kedalamnya.
Jika dilihat dari macam paragraf, maka paragraf bisa di bangun dari 3 unsur utama yaitu :

1. Berdasarkan Posisi (Letak Kalimat Utama)
  • Paragraf Deduktif : memiliki kalimat utama yang terletak di awal paragraf, strukturnya dimulai dengan pernyataan umum lalu di ikuti oleh uraian-uraian penjelasan khusus.
  • Paragraf Induktif : memiliki kalimat utama yang terletak di akhir paragraf. strukturnya dimulai dari uraian-uraian penjelasan khusus dan di akhiri dengan pernyataan umum.
  • Paragraf Campuran : memiliki kalimat utama yang terletak diawal paragraf. strukturnya hampir sama dengan paragraf deduktif, namun pada kalimat akhirnya diselipkan juga kalimat utama yang bersifat penegasan kembali, sama seperti paragraf induktif'
2. Berdasarkan Fungsi

> Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

> Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.

> Paragraf Penutup

Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

3. Berdasarkan Isi

A. Paragraf Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.

B. Paragraf Argumentatif: bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.

C. Paragraf Deskriptif: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

D. Paragraf Persuasif: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

E. Paragraf Naratif : karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.



  • SPECIAL THANKS PREFER TO
http://wonuameasalaro.blogspot.com/2011/12/makalah-paragraf.html
http://www.irfansyahputra.web.id/2014/01/pengertian-paragraf-meliputi-syarat-dan-jenisnya.html
http://tithagalz.wordpress.com/2010/10/24/paragrafalinea/

Senin, 03 November 2014

KALIMAT EFEKTIF


Pengertian kalimat efektif :
  • Menurut Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria dan kaidah serta jelas dan enak dibaca.
  • Menurut Rahayu, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat komutatif, gramatikal, dan sintaksis, kalimatnya juga harus mudah dipahami serta mampu menimbulkan daya khayal pada diri pembaca nya.
  • Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca.
  • Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan, kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah di pahami orang lain.
Dari beberapa pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwasanya kalimat efektif adalah sebuah kalimat yang di susun sedemikian rapih dan benar serta jelas maksud dan tujuannya sehingga pendengar/pembaca mudah mengerti apa yang disampaikan dan tidak melenceng sedikitpun terhadap maksud tersebut.



Kalimat efektif dirangkai agar dapat mewakili gagasan yang akan disampaikan oleh penulis, dapat dipahami oleh pembaca yang sama tepatnya dengan yang difikirkan penulis. Untuk mencapai tujuan itu semua, kalimat efektif tentu saja memiliki beberapa ciri-ciri serta syarat yang menghinggapinya.



Ciri-ciri Kalimat Efektif 

1. Adanya Kesatuan

Adanya kesatuan yang dimaksud ialah sebuah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu, Dalam kalimat yang efektif, gaya paralisme menempatkan unsur yang setara dalam konstruksi yang sama. Selain itu, kesatuan atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan bentuk ketiga menggunakan verbal. Dengan kata lain, kalau berawalan Me- selanjutnya akan berawalan Me-, kalau berawalan di- selanjutnya akan berawalan di-, begitu juga bentu ke-an.
contoh :
Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
Sesudah memahami dan menghayati, kita harus mengamalkannya.

2. Kesepadanan Struktur

Kesepadanan adalah keseimbangan gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. 
Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.

Ciri-ciri Kesepadanan.
  • Mempunyai struktur jelas.
  • Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
  • Tidak terdapat subjek ganda.
  • Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan

  • Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
  • Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat
Mestinya…
  • Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
  • Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
3. Kehematan Kata

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata , frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus meninggalkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Artinya membuang kata yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan :
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh :
karena ia tidak belajar, ia tidak naik kelas (salah)
karena tidak belajar, dia tidak naik kelas (benar)
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian super ordinat pada hiponimi kata.
Contoh :
Dia memakai kemeja warna merah (salah).
Dia memakai kemeja merah (benar).
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Para tamu-tamu; Para tamu.
Beberapa orang-orang; Beberapa orang.

4. Penekanan Kata

Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara penekanan kata pada kalimat :
  • Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
Contoh :
Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
  • Melakukan pengulangan (repetisi)
Contoh :
Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi.
Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi, dimensi sosial, dan dimensi budaya.
  • Melakukan pengontrasan kata kunci
Contoh :
Informasi ini tidak bersifat sementara, terapi bersifat tetap.
Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
  • Menggunakan partikel penegas
Contoh :
Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu.
Meskipun hujan turun, ia tetap bersemangat berangkat kesekolah.

5. Kevariasian (Variatif)

Kevariasian dalam kalimat efektif merupakan sebuah keserasian dalam penggunaan kata-kata baik dari keserasian lingkungan, maupun keserasian terhadap lawan bicara atau penulis terhadap pembaca. Kevariasian banyak digunakan di berbagai tempat seperti halnya perbedaan penggunaan kalimat ketika berbicara kepada teman dengan berbicara kepada orang tua, atau ketika seorang pembawa berita berbicara berbeda ketika sedang membawakan sebuah berita.

Kevariasian ini juga banyak disalah gunakan oleh penggunanya, dimana kesalahan-kesalahan yang sering terjadi tidak disadari dan terus membudidaya kepada pembaca/pendengarnya.

Contoh :
Seorang mc yang mengundang ketua panitia untuk memberikan sambutan atas sebuah acara dan mengatakan "Waktu dan tempat kami sediakan kepada ketua pantia".


Special Thanks Prefer To
http://dilihatya.com/2042/pengertian-kalimat-efektif-menurut-para-ahli
http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html
http://vanandrianto.wordpress.com/2012/04/02/definisi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-b-indo/

Minggu, 26 Oktober 2014

Kalimat Dasar


Menempatkan penggunaan bahasa sesuai tempat dan objek yang dihadapi merupakan hal terpenting dalam adat sopan santun, penggunaan bahasa tentu saja tidak boleh dilakukan secara lepas tanpa memandang lawan bicara yang akan dihadapi, bahkan ada banyak kata yang memang tidak layak untuk di katakan maupun ditulis. Maka dari itu penggunaan kalimat merupakan salah satu aspek penting yang harus dipelajari, dimana mempelajarinya dapat dimulai dari mengetahui kalimat dasar.

Teori
Adapun beberapa ahli mengungkapkan pengertian kalimat dasar seperti dibawah ini.

Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa (Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969). 
Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955). 
Di sisi lain, Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap.
Dari beberapa pandangan ahli yang telah di ungkapkan, kita dapat menyimpulkan bahwasanya kalimat ialah kumpulan dari dua kata atau lebih yang di rangkai sedemikian rupa hingga membentuk sebuah expresi dan intonasi tertentu, guna menyampaikan suatu maksud atau informasi kepada yang dituju.

Unsur-unsur Kalimat
1. SUBYEK adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat. Ciri-ciri dari subyek :
1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.

Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa
berupa kata benda atau frase bendaan
Disertai kata itu, ini, dan tersebut
Didahului kata bahwa
Tidak didahului preposisi
Mempunyai keterangan pewatas yang

2. PREDIKATadalah sebagai unsur kata kerja.
Ciri-ciri predikat:

a.Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.

b. Predikat disertai kata adalah atau merupakan

c. Predikat dapat diingkari

d. Predikat dapat disertai kata keterangan aspek

e. Predikat dapat disertai kata keterangan modalitas

f. Predikat dapat didahului kata yang

g. Predikat dapat berupa :
kata benda / frase nominal,
kata kerja / frase verbal,
kata sifat / frase adjektival,
kata bilangan / frase numeral,
kata depan / frase preposisional.

3. OBYEK adalah Unsur yang dikenai kerja oleh subyek.

Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.

• Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
• Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
• Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4. KETERANGAN dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat selama kejadian.

Berikut ciri-ciri pelengkap.

• Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.

• Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)

5. PELENGKAP adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak .

Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

Pola Kalimat
Untuk membentuk kalimat yang baik haruslah pula memperhatikan bentuk pola dari kalimat tersebut, menurut para ahli pola kalimat dibagi menjadi 7 bagian, yakni :

2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

Jenis Kalimat
Kalimat sendiri terdiri dari beberapa jenis yang harus berstruktur sehingga menjadi pola kalimat yang baik. Berikut ini merupakan jenis-jenis kalimat beserta pengertian dan contohnya :
1. KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
1. Mahasiswa berdiskusi
S: KB + P: KK
2. Dosen ramah
S: KB + P: KS
3. Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
S: KB + P: Kbil

Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan predikat (P) kata kerja (berdiskusi). Kalimat itu menjadi Mahasiswa berdiskusi
S P
Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan berpredikat kata sifat(ramah). Kalimat itu menjadi Dosen itu ramah.
S P
Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga buku itu) dan berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah). Kalimat selengkapnya ialah Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

2.KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk ini sendiri merupakan susunan kalimat yang lebih kompleks dari kalimat tunggal, biasanya kalimat majemuk selalu berhubungan dengan kalimat penghubung. Kalimat majemuk terdiri dari beberapa jenis yakni
A. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih, Kalimati ini bisa disatukan dengan kata penghubung atau kalimat penghubung yang menjadikan kedua kalimat itu menjadi satu dan memiliki arti lebih luas. Kalimat majemuk setara dikelompokan menjadi empat jenis yaitu :

1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menulis.

2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh katatetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.

4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

B. Kalimat Majemuk Tidak Setara
kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain. Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini. 

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Anak kalimat:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.
Induk kalimat:
Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa,dan sebagainya.

C. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

3. KALIMAT MINOR
Kalimat minor merupakan bentuk terkecil dari suatu kalimat, kalimat ini hanya terdiri dari dua unsur, bisa subjek yang dihilangkan bisa juga objel yang di hilangkan. Kalimat minor biasa digunakan untuk:
- Kalimat Tambahan
- Kalimat Jawaban
- Kalimat Salam
- Kalimat Panggilan
- Kalimat Seruan
- Kalimat Judul
Contoh :
Sudah tidur
Selamat siang

4. KALIMAT MAYOR
Kalimat mayor adalah kalimat yang lebih lengkap dari kalimat minor, kalimat mayor sekurang-kurangnnya harus memiliki fungsi subyek dan predikat, lalu di ikuti fungsi objek dan keterangan yang bersifat fakultatif.
Jika pada kalimat minor hanya tertulis "Sudah Tidur", maka dalam kalimat mayor haruslah lebih kompleks dengan menambahkan unsur subjek dan kata keterangannya.
Si doel sudah tidur dikamarnya

5. KALIMAT AKTIF
Kalimat aktif adalah  suatu kalimat yang dimana kalimat pokok melakukan kerja yang dinyatakan oleh kata sebutan yang berupa kata kerja dengan awalan me atau ber.
contoh : Wanita itu merangkai bunga.

6. KALIMAT PASIF
Kalimat pasif adalah sebuah kalimat yang dimana pokok kalimat dikenai oleh kata kerja sebutan. Kata kerja awalnya pada umumnya diberikan kata di- atau ter. Bila berawalan di seringkali di ikuti kata oleh pada kalimat tengahnya sebagai penghubung. kalimat pasif juga bisa dibilang kebalikan dari kalimat aktif
contoh : Bunga dirangkai oleh wanita itu.

SPECIAL THANKS PREFER TO :
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/pengertian-kalimat.html

http://mikofrezzy.blogspot.com/2010/10/unsur-unsur-kalimat.html
http://sellyinthewords.blogspot.com/2011/10/makalah-pola-kalimat-dasar-bindonesia.html
http://ridwansantosoug.blogspot.com/2014/01/kalimat-minor-dan-kalimat-mayor.html
http://www.mikhaangelo.com/2013/11/definisi-dan-contoh-kalimat-aktif.html
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates