Pages

Ads 468x60px

Senin, 17 November 2014

TEMA, TOPIK, DAN JUDUL

TOPIK

Kata topik berasal dari bahasa yunani yaitu topoi. Topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan. Topik merupakan hal pertama yang difikirkan penulis sebelum membuat tulisan, mulai dari awal kemudian akan dikembangkan dan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. 

Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.


Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.


Cara Membatasi Topik :

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
  1. ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
  2. cukup menarik untuk dibahas
  3. dikenal dengan baik
  4. bahannya mudah diperoleh
  5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Menurut Keraf (1979), rumusan topik sebagai berikut :
  1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
  2. Mengajukan Pertanyaan, apakah topik yang ada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut ? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu disekitar lingkaran topik pertama tadi.
  3. Tetapkanlah dari rincian tersebut apa saja yang akan dipilih.
  4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci atau tidak.

Syarat-syarat Topik Yang Baik :
  • Menarik untuk ditulis dan dibaca
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
  • Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu

Sumber Topik :
Tak jarang seorang penulis bingung saat menentukan apa yang hendak ia tulis, rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.
  •  Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
  • Hobi dan Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
  • Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
  • Pelajaran Sekolah/Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
  • Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
  • PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
  • Masalah Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial dan masyarakat
d. Problem pribadi
  • Kilasan Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa
  • Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
  • Minat Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus


TEMA
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan.
Ciri-ciri Tema :
  1. Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
  2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
  3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.
Syarat-syarat Tema Yang Baik :

  • Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
  • Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
  • Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
  • Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
tema dapat dikesan melalui:
  1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
  2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
  3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
  4. Plot cerita.
  5. Tema harus Bermanfaat.
  6. Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
  7. Tema yang dipilih harus yang menarik.
  8. Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
  9. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
  10. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
JUDUL
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu, judul harus mampu mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya.

Samakah judul dengan topik? Jawabannya tentu saja tidak. Topik ialah pokok pembicaraan, sedangkan judul adalah nama, merek, atau label karangan. Topik bersifat implisit, sedangkat judul bersifat eksplisit. Karena sifat topik, dan judul seperti itu, biasanya penulis menentukan topik yang ingin dibahasnya sebelum menulis, sedangkan pembaca menemukan judul sebelum membaca. Sebaliknya, penulis menentukan judul ketika atau setelah menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca.

Dengan demikian, judul dan topik tidak sama. Dalam karangan fiksi –misalnya- topik tidak dengan sendirinya menjadi judul. Misalnya roman yang berjudul “Siti Nurbaya” bertopik dalam “Kawin Paksa”. Dalam karya ilmiah, biasanya topik bisa serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.

Fungsi Judul :
  • Merupakan identitas atau cerminan dari jiwa seluruh tulisan.
  • Berkarakter, menarik, jelas hingga mengundang perhatian orang untuk membaca isinya
  • Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
  • Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya
Syarat-syarat Pembuatan Judul 
  • Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
  • Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
  • Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
  • Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
Syarat-syarat Judul Yang Baik :
  • Harus berbentuk frasa.
  • Tanpa ada singkatan atau akronim.
  • Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
  • Tanpa tanda baca di akhir judul.
  • Menarik.
  • Logis.
  • Sesuai dengan isi.
Pengertian Judul Langsung dan Tak Langsung :
  1. Judul Langsung : Erat kaitannya dengan bagian utamaberita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat jelas.
  2. Judul Tak Langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tetapi menjiwai seluruh isi tulisan.
Special Thanks Prefer To :
http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html
http://imeldarickyayudibyanto.blogspot.com/2013/11/tematopik-dan-judul.html
http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul
http://rezaprasetyo08.wordpress.com/2012/11/19/topik-tema-judul/
http://edukasi.kompasiana.com/2014/05/14/tema-tema-utama-perumusan-masalah-penelitian-655409.html

Senin, 10 November 2014

PARAGRAF (alenia)

Jika kalian membaca sebuah tulisan atau artikel yang kalimat pertamanya agak menjorok lebih kedalam dari garis yang seharusnya, mungkin saat ini kalian tidak heran lagi. Yap... Namanya adalah Paragraf atau nama lainnya biasa disebut Alenia. Untuk mengetahui sebuah tulisan adalah alenia memang mudah, namun ternyata untuk membuat sebuah alenia dalam tulisan itu lumayan sulit karena alenia sendiri memiliki unsur, syarat, dan macam-macam nya sesuai kaidah yang telah disepakati oleh para ahli.


  • TEORI PARAGRAF
  1. Paragraf adalah sebagai ka-rangan utuh dalam bentuk miniatur karena ciri-ciri utama suatu karangan dipunyai oleh suatu paragraf. Suatu karangan mempunyai perihal pokok yang dikemukakan sebagai isi pokok komunikasi. Demikian pula paragraf juga mempunyai pikiran pokok yang merupakan isi pokok paragraf. Suatu karangan dibangun dengan menggunakan sejumlah unsur, yaitu kata, kalimat, dan paragraf. Demikian pula, para-graf dibangun berdasarkan sejumlah unsur yaitu kata dan kalimat. Suatu karangan menyajikan isi secara utuh. Demikian pula paragraf menyajikan isi se-cara utuh. Walaupun paragraf mempunyai ciri-ciri yang sama dengan karangan, namun dalam sebuah karangan paragraf tetap merupakan unsur bagian karangan. Ujud sebuah paragraf adalah berupa rangkaian kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih. Dapat pula sebuah paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja yang keseluruhan isi kalimat dalam paragraf merupakan satu kesatuan yang dibangun di atas satu ide atau pikiran pokok. (Syafi'ie , 1998)
  2. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran atau mengandung satu ide pokok yang tersirat dalam karangan. (Taringan, 1996)
  3. Paragraf adalah seperangkat kalimat berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas (Barnet, 1974).

Dari ketiga teori yang diungkapkan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwasanya paragraf adalah rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau terjalin secara utuh dan membentuk suatu kesatuan pokok pembahasan atau membahas suatu topik pembahasan atau suatu permasalahan pokok. Paragraf hanya mengandung satu gagasan utama atau satu pokok pikiran yang merupakan satuan bahasa yang lebih besar dari pada kalimat.


  • UNSUR - UNSUR PARAGRAF
  1. Topik/tema/gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran.
  2. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf . Kalimat yang mengandung pikiran pokok disebut kalimat utama. Keberadaannya bisa ada di awal paragraf, diakhir paragraf, bisa juga diawal dan diakhir paragraf.
  3. Kalimat pendukung atau kalimat penjelas berfungsi untuk menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan kedalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat pendukung.
  4. Kata penghubung berfungsi sebagai pengait agar kalimat utama dan kalimat pendukung bisa memiliki kaitan yang erat dan tepat dengan sasaran maksud dan tujuan dari pada penulis, juga bisa membuat sebuah paragraf menjadi lebih menarik.

  • SYARAT -  SYARAT PARAGRAF
1. Adanya Kesatuan

Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2. Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

3. Pengembangan Paragraf

Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kearah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

  • MACAM - MACAM PARAGRAF
Paragram memiliki beberapa macam yang membuat sebuah paragraf lebih beragam, macam ini menentukan pula jenis apa paragraf yang dibuat dan cerita apa yang akan dimasukkan kedalamnya.
Jika dilihat dari macam paragraf, maka paragraf bisa di bangun dari 3 unsur utama yaitu :

1. Berdasarkan Posisi (Letak Kalimat Utama)
  • Paragraf Deduktif : memiliki kalimat utama yang terletak di awal paragraf, strukturnya dimulai dengan pernyataan umum lalu di ikuti oleh uraian-uraian penjelasan khusus.
  • Paragraf Induktif : memiliki kalimat utama yang terletak di akhir paragraf. strukturnya dimulai dari uraian-uraian penjelasan khusus dan di akhiri dengan pernyataan umum.
  • Paragraf Campuran : memiliki kalimat utama yang terletak diawal paragraf. strukturnya hampir sama dengan paragraf deduktif, namun pada kalimat akhirnya diselipkan juga kalimat utama yang bersifat penegasan kembali, sama seperti paragraf induktif'
2. Berdasarkan Fungsi

> Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

> Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.

> Paragraf Penutup

Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

3. Berdasarkan Isi

A. Paragraf Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.

B. Paragraf Argumentatif: bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.

C. Paragraf Deskriptif: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

D. Paragraf Persuasif: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

E. Paragraf Naratif : karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.



  • SPECIAL THANKS PREFER TO
http://wonuameasalaro.blogspot.com/2011/12/makalah-paragraf.html
http://www.irfansyahputra.web.id/2014/01/pengertian-paragraf-meliputi-syarat-dan-jenisnya.html
http://tithagalz.wordpress.com/2010/10/24/paragrafalinea/

Senin, 03 November 2014

KALIMAT EFEKTIF


Pengertian kalimat efektif :
  • Menurut Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria dan kaidah serta jelas dan enak dibaca.
  • Menurut Rahayu, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat komutatif, gramatikal, dan sintaksis, kalimatnya juga harus mudah dipahami serta mampu menimbulkan daya khayal pada diri pembaca nya.
  • Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca.
  • Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan, kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah di pahami orang lain.
Dari beberapa pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwasanya kalimat efektif adalah sebuah kalimat yang di susun sedemikian rapih dan benar serta jelas maksud dan tujuannya sehingga pendengar/pembaca mudah mengerti apa yang disampaikan dan tidak melenceng sedikitpun terhadap maksud tersebut.



Kalimat efektif dirangkai agar dapat mewakili gagasan yang akan disampaikan oleh penulis, dapat dipahami oleh pembaca yang sama tepatnya dengan yang difikirkan penulis. Untuk mencapai tujuan itu semua, kalimat efektif tentu saja memiliki beberapa ciri-ciri serta syarat yang menghinggapinya.



Ciri-ciri Kalimat Efektif 

1. Adanya Kesatuan

Adanya kesatuan yang dimaksud ialah sebuah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu, Dalam kalimat yang efektif, gaya paralisme menempatkan unsur yang setara dalam konstruksi yang sama. Selain itu, kesatuan atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan bentuk ketiga menggunakan verbal. Dengan kata lain, kalau berawalan Me- selanjutnya akan berawalan Me-, kalau berawalan di- selanjutnya akan berawalan di-, begitu juga bentu ke-an.
contoh :
Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
Sesudah memahami dan menghayati, kita harus mengamalkannya.

2. Kesepadanan Struktur

Kesepadanan adalah keseimbangan gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. 
Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.

Ciri-ciri Kesepadanan.
  • Mempunyai struktur jelas.
  • Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
  • Tidak terdapat subjek ganda.
  • Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan

  • Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
  • Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat
Mestinya…
  • Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
  • Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
3. Kehematan Kata

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata , frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus meninggalkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Artinya membuang kata yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan :
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh :
karena ia tidak belajar, ia tidak naik kelas (salah)
karena tidak belajar, dia tidak naik kelas (benar)
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian super ordinat pada hiponimi kata.
Contoh :
Dia memakai kemeja warna merah (salah).
Dia memakai kemeja merah (benar).
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Para tamu-tamu; Para tamu.
Beberapa orang-orang; Beberapa orang.

4. Penekanan Kata

Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara penekanan kata pada kalimat :
  • Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
Contoh :
Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
  • Melakukan pengulangan (repetisi)
Contoh :
Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi.
Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi, dimensi sosial, dan dimensi budaya.
  • Melakukan pengontrasan kata kunci
Contoh :
Informasi ini tidak bersifat sementara, terapi bersifat tetap.
Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
  • Menggunakan partikel penegas
Contoh :
Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu.
Meskipun hujan turun, ia tetap bersemangat berangkat kesekolah.

5. Kevariasian (Variatif)

Kevariasian dalam kalimat efektif merupakan sebuah keserasian dalam penggunaan kata-kata baik dari keserasian lingkungan, maupun keserasian terhadap lawan bicara atau penulis terhadap pembaca. Kevariasian banyak digunakan di berbagai tempat seperti halnya perbedaan penggunaan kalimat ketika berbicara kepada teman dengan berbicara kepada orang tua, atau ketika seorang pembawa berita berbicara berbeda ketika sedang membawakan sebuah berita.

Kevariasian ini juga banyak disalah gunakan oleh penggunanya, dimana kesalahan-kesalahan yang sering terjadi tidak disadari dan terus membudidaya kepada pembaca/pendengarnya.

Contoh :
Seorang mc yang mengundang ketua panitia untuk memberikan sambutan atas sebuah acara dan mengatakan "Waktu dan tempat kami sediakan kepada ketua pantia".


Special Thanks Prefer To
http://dilihatya.com/2042/pengertian-kalimat-efektif-menurut-para-ahli
http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html
http://vanandrianto.wordpress.com/2012/04/02/definisi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-b-indo/
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates