Pages

Ads 468x60px

Minggu, 17 Mei 2015

PARAGRAF BERPOLA DEDUKTIF & INDUKTIF


  1. PARAGRAF DEDUKTIF
  • Pengertian
Paragraf deduktif adalah paragraf yang berpola kalimat umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan kalimat penjelas. Pembahasan mengenai tentang jenis paragraf yang satu ini biasanya kita jumpai dalam pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD sampai SMA bahkan beberapa perguruan tinggi masih membahas. Contoh-contoh paragraf deduktifpun bisa kita temukan di berbagai penyedia artikel seperti internet, majalah, dan koran.

  • Ciri-ciri Paragraf Deduktif
Ciri dari paragraf deduktif antara lain
a. Kalimat utama berada di awal paragraf
b. Kalimat utama disusun dari pernyataan umu yang kemudian disusul dengan penjelasan

  • Paragraf Berpola Deduktif
1. Negara adalah institusi mapan, terapi tetap dinamis sehingga mampu mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. Negara mewadahi seluruh kepentingan masyarakat bangsa. Ia hanya menyediakan kerangka umum yang bersifat abstrak, sehingga terbuka untuk ditafsirkan. Sementara perintah adalah pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara dalam waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.

2. Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Pihak sekolah pun seperti guru-guru telah menghimbau dan mengajarkan kepada muridnya betapa penting kebersihan itu. Perhatian akan kebersihan disekolah harus lebih ditingkatkan karena "Kebersihan adalah sebagian dari iman".

3. Pos kesehatan di pasar itu memang dikhususkan melayani pedagang dan pembeli. Pedagang tidak akan khawatir meninggalkan dagangannya karena hanya akan berobat di kawasan pasar. Mereka dapat antre saat dagangannya sepi dari pembeli. "Kebanyakan periksa gula darah dan rematik, mayoritas pasiennya berusia tua", papar siti.

4. Maka dari itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali. Karena, jika lingkungan hidup bersih maka kita juga akan sehat. Maka dari itu, kegiatan kerja bakti juga sangat penting di lingkungan sekolah. Menciptakan suasana yang bersih dan asri juga berperan penting dalam kesehatan dari lingkungan tersebut.

5. Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di kota jakarta. Kemacetan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, kemunculan tempat tempat yang mengganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir dan sebagainya. Yang terakhir, ketidak tegasan aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas.

      2. PARAGRAF INDUKTIF
  • Pengertian
Paragraf induktif adalah kebalikan dari pada paragraf deduktif, polanya dimulai dari kalimat khusus lalu dirapatkan menuju kalimat umum. Kalimat utama pada paragraf induktif terletak pada bagian akhir paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun bukti bukti yang kemudian disimpulkan atau digeneralisasikan kedalam satu kalimat akhir paragraf.

  • Ciri-ciri Paragraf Induktif
a. Diawali dengan penjelasan penjelasan khusus.
b. Kemudian digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan berdasarkan penjelasan penjelasan khusus.
c. Kesimpulan yang merupakan kalimat utama terdapat di akhir paragraf.

  • Paragraf Berpola Induktif
1. Setelah ujian anak-anak diperiksa, ternyata nilai mereka beragam. Sebanyak 20 siswa nilainya melebihi standar kelulusan. 10 siswa mendapat nilai tepat pada standar kelulusan, dan tidak seorangpun yang mendapat nilai dibawah standar. Bisa dikatakan kegiatan belajar di kelas ini cukup berhasil. (Pola Generalisasi

2. Belajar dimasa tua membutuhkan usaha yang ekstra dikarenakan daya tangkap yang dimiliki pada masa ini sudah sangat berkurang. Bahkan motivasi yang dimiliki juga sudah sangat melemah karena terlalu banyak pikiran yang mengganggu. Itulah mengapa dikatakan belajar di waktu tua seperti melukis diatas air. (Pola Analogi)

3. Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan. Banyak sampah yang menumpuk akibat kita sering membuang sampah sembarangan. Terlebih lagi, mendangkalnya permukaan sungai saat ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banjir selalu datang setiap hari. (Pola Sebab-akibat)

4. Andi suka menolong setiap orang. Dia selalu ramah kepada siapapun. Tidak seperti adiknya anto yang suka menjahili orang. Anto terkenal karena kenakalannya dibandingkan denga prestatsinya. Itulah mengapa kedua saudara ini mendapatkan perlakuan yang berbeda dari teman-temannya. (Pola Perbandingan)

5. Peternakan merupakan aspek perekonomian yang penting dan menjanjikan. Selain dapat menjadi lahan pendapatan, peternakan juga memiliki dampak positif meningkatkan gizi masyarakat. Pengembangan peternakan dapat memenuhi kebutuhan daging warga sehingga negara tidak perlu mengimpor daging dari luar. Pertanian juga merupakan aspek perekonomian yang penting. Pengembangan pertanian dapat memenuhi kebutuhan beras warga sehingga impor dari luar tidak diperlukan. (Pola Analogi)



SPECIAL THANKS PREFER TO :
http://rohmatullahh.blogspot.com/2013/09/pengertian-contoh-paragraf-deduktif.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/definisi-contoh-kalimat-deduktif-induktif-dan-campuran-dalam-bahasa-indonesia.html?m=1
http://www.pustakasekolah.com/mengenal-teks-berpola-induktif.html

Selasa, 13 Januari 2015

KONVENSI NASKAH

1. PENGERTIAN

     Definisi dari konvensi itu sendiri adalah suatu tingkah laku atau ciri-ciri yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur  cerita di dalam suatu dialog (Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim dan sudah disepakati).

     Maka yang pengertian dari konvensi naskah itu sendiri merupakan sebuah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

2. Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah

    Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai dan format pengetikan yang sistematis.

     Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.

3. Unsur-unsur Penulisan Sebuah Karangan

   A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
  • Judul Pendahuluan
   Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan. Judul yang dibuat harus meyakinkan untuk menarik pembacanya.
  • Halaman Judul
   Halaman judul biasa berisi tentang nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota dan tahun penulisan.
  • Halaman Persembahan 
Halaman persembahan merupakan bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
  • Halaman Pengesahan
  Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di tulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Berikut ini ada beberapa hal yang harus dihindarkan dalam sebuah halaman :

- Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.

- Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.

- Tulisan melampaui garis tepi 

- Menulis nama tidak lengkap

- Menggunakan huruf yang tidak standar

- Tidak mencantumkan gelar akademis

  • Kata Pengantar
   Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :

- Ucapan syukut kepada Tuhan YME

- Penjelasan adanya tugas penulisan karaya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)

- Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)

- Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga

- Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelomopok orang, atau organisasi yang membantu

- Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan

- Harapan penulis atas karangan tersebut

- Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima saran dan kritik


Ada beberapa hal pula yang harus dihindarkan pada penulisan kata pengantar, yaitu :

- Menguraikan isi karangan

- Mengungkapkan perasaan berlebihan 

- Menyalahi kaidah bahasa

- Menunjukkan sikap kurang percaya diri

- Kurang meyakinkan 

- Kata pengantar terlalu panjang

- Menulis kata pengantar semacam sambutan

- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif

  • Daftar Isi
   Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
  • Daftar Gambar
   Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar , maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman
  • Daftar Tabel
   Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel, dan nomor halaman.

    B. Bagian Isi Karangan
  • Pendahuluan
   Pendahuluan adalah bab 1 karangan. Pendahuluan bertujuan menarik perhatian pembaca, dengan menginformasikan masalah apa yang akan dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
   Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertunang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:

   - Latar belakang masalah
   - Tujuan penulisan berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
   - Ruang lingkup masalah berisi pembatasan masalah yang akan dibahas
   - Landasan teori
   - Sumber data penulisan berisi data-data yang bersesuaian dengan pembahasan
  - Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode yang digunakan dalam               pembahasan dan teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data
  - Sistematika penulisan berisi gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan
  • Tubuh Karangan (isi)
   Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala permasalahan yang akan dibahas secara sistematis. Bagian menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas.

   Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur sebagai berikut :
   - Ketuntasan Materi
   Materi yang baik dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoritik) maupun data primer.
   - Kejelasan Uraian / deskripsi
   Memiliki Sub-sub yang terdiri atas kejelasan konsep, kejelasan bahasan dan kejelasan penyajian dan fakta.

Hal-hal yang harus di hindarkan dalam tubuh karangan :
- Subjektivitas
- Pembuktian pendapat tidak mencukupi
  • Kesimpulan
   Kesimpulan merupakan bagian penutup karangan dan merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir.
   Penulis dapat menuliskan kesimpulan dengan dua cara :
   - Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan argumen yang penting yang sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
   - Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.


    C. Bagian Pelengkap Penutup
  • Daftar Pustaka
   Daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan harus menggunakan daftar pustaka.
   Unsur-unsur daftar pustaka meliputi :

   - Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma
   - Tahun terbit
   - Judul buku: penulisannnya berctak miring
   - Data publikasi , meluputi tempat/kota teerbit , dan penerbit
   - Untuk sebuah aritikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilifd, nomor, dan tahun terbit

   Contoh :
   - Jika buku itu disusun oleh duan pengarang, nama pengarang yang kedua tidak perlu di balik
   - Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang
 - Jika buku itu merupakan editorial(bunga rampai), nama editor yang dipakai dan dibelakangnya diberi keteragan ed. "editor"
   - Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan
 - Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal dan nama belakang pengarang

  • Lampiran
  Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian penutup pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak menggangu pembahasan jika disertakan dalam urusan.
  • Index
  Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis.
  • Riwayat Hidup Penulis
   Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup meurupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.




SPECIAL THANKS PREFER TO :
  • http://echanfebriharvandha.blogspot.com/2012/11/konvensi-naskah.html
  • http://rezaprasetyo08.wordpress.com/2012/11/26/konvensi-naskah/
  • http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc.
  • http://mintrizky.blogspot.com/
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates